Tuesday, April 22, 2025

Mengenal Kesenian Jaranan: Tarian Mistis Penuh Magis yang Masih Eksis di Era Modern

 


Kesenian tradisional Indonesia menyimpan banyak cerita dan pesona budaya yang luar biasa. Salah satunya adalah jaranan, sebuah tarian tradisional yang berasal dari Jawa dan memiliki nuansa mistis yang kuat. Meskipun zaman terus berkembang, kesenian jaranan tetap eksis dan menarik perhatian generasi muda. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang asal-usul, makna, serta pesona jaranan sebagai bagian dari warisan budaya yang patut dilestarikan.


Jaranan, juga dikenal dengan nama jaran kepang atau kuda lumping, adalah tarian tradisional yang menampilkan penari-penari yang menunggangi kuda buatan dari anyaman bambu. Tarian ini biasanya diiringi oleh musik gamelan dan sering disertai dengan atraksi mistis seperti kerasukan (trance) dan kekebalan tubuh. Jaranan dipercaya berasal dari tradisi prajurit Jawa di masa lampau. Tarian ini menjadi bentuk penghormatan terhadap keberanian dan semangat juang para prajurit. Di beberapa daerah seperti Kediri, Ponorogo, dan Banyuwangi, jaranan juga dijadikan bagian dari ritual adat dan pertunjukan spiritual. Setiap daerah memiliki versi jaranan yang berbeda, seperti:

  • Jaranan Buto (Banyuwangi): Penarinya mengenakan kostum menyerupai raksasa.
  • Jaranan Turonggo Yakso (Trenggalek): Memadukan gerakan tarian dengan pertunjukan seni bela diri.
  • Jathilan (Yogyakarta): Lebih menonjolkan aspek mistis dan kerasukan roh.


Dalam kesenian jaranan, terutama yang melibatkan atraksi mistis seperti kerasukan (trance), ada ritual khusus yang dilakukan sebelum pertunjukan dimulai. Ritual ini sangat penting untuk menjaga keselamatan para penari dan memastikan pertunjukan berjalan lancar. Ritual Khusus Sebelum Atraksi Jaranan, antara lain :


1. Persiapan Spiritual oleh Pawang

Ritual utama biasanya dipimpin oleh seorang pawang, yakni orang yang dianggap memiliki kemampuan spiritual untuk berkomunikasi dengan alam gaib. Pawang akan melakukan doa-doa khusus atau mantera untuk memohon perlindungan dan kelancaran acara.


2. Penyajian Sesaji

Sebelum pertunjukan dimulai, disiapkan sesaji atau sajen yang berisi aneka benda seperti: Kembang tujuh rupa, Kemenyan atau dupa, Air bunga, & Makanan seperti nasi tumpeng, jajanan pasar, kopi pahit, hingga rokok kretek. Sesaji ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur atau makhluk halus yang dipercaya hadir dalam pertunjukan.


3. Penyucian Tempat dan Alat

Area pertunjukan serta alat-alat seperti gamelan, kuda lumping, dan atribut lain biasanya disucikan dengan air kembang atau diperciki air doa agar bersih dari energi negatif.


4. Doa Bersama Sebelum Dimulai

Seluruh penari, pemain musik, dan kru pertunjukan biasanya ikut dalam doa bersama yang dipimpin pawang. Ini untuk menumbuhkan rasa tenang, khusyuk, dan membangun koneksi batin antar pemain.


5. Proses Pemanggilan Roh (Trance)

Setelah semua siap, pawang mulai melakukan pemanggilan roh agar penari bisa masuk dalam kondisi trance. Biasanya ditandai dengan perubahan perilaku penari seperti tubuh gemetar, mata kosong, atau menari dengan gerakan tak terkendali.


6. Pengawasan Ketat Saat Trance

Penari yang kerasukan akan diawasi ketat oleh pawang. Jika dianggap membahayakan, pawang akan melakukan ritual penenangan untuk menarik roh keluar dari tubuh penari.


Semua ritual ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan berdasarkan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun. Hal ini menunjukkan bahwa jaranan bukan sekadar seni pertunjukan, tetapi juga sarat nilai spiritual dan budaya. Salah satu daya tarik utama jaranan adalah atraksi kerasukan. Saat penari memasuki kondisi trance, mereka bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar manusia, seperti makan beling atau kebal terhadap senjata tajam. Walaupun demikian, semua ini dilakukan dalam pengawasan dan memiliki tata cara khusus agar tetap aman. Di tengah gempuran budaya pop dan hiburan modern, jaranan tetap bertahan. Banyak komunitas budaya yang kini memanfaatkan media sosial dan YouTube untuk menyebarluaskan pertunjukan mereka. Ini adalah cara cerdas untuk menarik minat generasi muda tanpa meninggalkan akar budaya. Beberapa alasan Jaranan Layak Dilestarikan adalah :

  • Mengandung nilai sejarah dan spiritual
  • Sarana edukasi budaya untuk generasi muda
  • Menumbuhkan rasa cinta terhadap warisan leluhur
  • Meningkatkan potensi pariwisata budaya lokal





No comments:

Post a Comment