Selasa, 15 April 2025

Mewaspadai Serangan Virus West Nile di Israel: Ancaman Nyata dari Gigitan Nyamuk

 


Pada pertengahan tahun 2024, Israel menghadapi lonjakan kasus demam West Nile yang signifikan, menyoroti pentingnya kesadaran dan langkah pencegahan terhadap penyakit yang ditularkan melalui nyamuk ini. Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang virus West Nile, gejala, penyebaran, serta upaya pencegahan dan penanganannya, dengan fokus pada situasi yang terjadi di Israel.


Virus West Nile adalah flavivirus yang pertama kali diidentifikasi di Uganda pada tahun 1937. Virus ini terutama ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Meskipun sebagian besar infeksi pada manusia tidak menunjukkan gejala, sekitar 20% individu yang terinfeksi dapat mengalami demam West Nile, yang ditandai dengan gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri tubuh, muntah, diare, atau ruam. Dalam kasus yang jarang, kurang dari 1%, infeksi dapat berkembang menjadi penyakit neuroinvasif serius seperti ensefalitis atau meningitis, yang dapat berakibat fatal.

Pada bulan Juni 2024, Israel melaporkan peningkatan tajam dalam kasus demam West Nile, dengan 125 kasus terkonfirmasi dibandingkan rata-rata 4 kasus pada bulan yang sama di tahun-tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 64 kasus (62,1%) mengalami penyakit neuroinvasif, dan 12 pasien (9,6%) meninggal dunia. Sebagian besar kasus terjadi di wilayah tengah Israel. Peningkatan suhu rata-rata di Israel pada bulan Juni 2024, yang mencapai 31,5°C atau 3°C lebih tinggi dari rata-rata historis, diduga berkontribusi pada lonjakan kasus ini. Kondisi cuaca yang lebih hangat dan curah hujan yang tidak biasa pada bulan Mei menciptakan lingkungan yang ideal untuk perkembangbiakan nyamuk, meningkatkan risiko penularan virus. 


Virus West Nile ditularkan ke manusia terutama melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi, khususnya dari genus Culex. Nyamuk ini biasanya terinfeksi setelah menggigit burung yang membawa virus. Selain itu, meskipun jarang, penularan juga dapat terjadi melalui transfusi darah, transplantasi organ, dari ibu ke bayi selama kehamilan atau menyusui, dan paparan laboratorium. Sebagian besar individu yang terinfeksi virus West Nile tidak menunjukkan gejala. Namun, sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi dapat mengalami demam West Nile dengan gejala seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Verywell Health
  • Nyeri tubuh dan sendi
  • Muntah dan diare
  • Ruam kulit


Dalam kasus yang jarang, infeksi dapat menyebabkan penyakit neuroinvasif seperti ensefalitis atau meningitis, yang ditandai dengan:

  • Leher kaku
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Kejang-kejang
  • Kelemahan otot
  • Kelumpuhan

Diagnosis biasanya ditegakkan melalui pemeriksaan laboratorium yang mendeteksi antibodi IgM terhadap virus West Nile dalam serum atau cairan serebrospinal.  Saat ini, tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus spesifik untuk infeksi virus West Nile pada manusia. Perawatan bersifat suportif, termasuk pemberian cairan intravena, pereda nyeri, dan perawatan simptomatik lainnya. Pencegahan terutama difokuskan pada pengendalian populasi nyamuk dan perlindungan individu dari gigitan nyamuk. Langkah-langkah pencegahan meliputi:

  1. Menggunakan obat nyamuk yang mengandung DEET, picaridin, atau minyak eukaliptus lemon.
  2. Memakai pakaian lengan panjang dan celana panjang saat berada di luar ruangan, terutama pada waktu-waktu nyamuk aktif.
  3. Menghindari aktivitas luar ruangan pada waktu puncak aktivitas nyamuk, yaitu saat fajar dan senja.
  4. Menghilangkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk dengan menguras atau menutup wadah yang dapat menampung air, seperti ban bekas, pot bunga, dan tempat minum hewan peliharaan.
  5. Memasang kelambu atau jaring nyamuk pada jendela dan pintu untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

Perubahan iklim berperan dalam meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti virus West Nile. Peningkatan suhu global dan perubahan pola curah hujan menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi perkembangbiakan nyamuk dan memperluas wilayah geografis penyebaran penyakit. Studi menunjukkan bahwa musim nyamuk menjadi lebih panjang dan intensitasnya meningkat, yang berkontribusi pada peningkatan kasus penyakit seperti demam West Nile.

2 komentar:

  1. Ilmu yang bagus ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih banyak ya.... jangan lupa klik berita lainnya ya.. kalo mau request berita apa silahkan aja. Aku siap menganalisanya

      Hapus